Arca-Arca dan Candi Sumbernanas di Blitar Sebagai Karya Seni Masa Kadiri
DOI:
https://doi.org/10.24832/tmt.v4i2.107Keywords:
Sculptures, Sumbernanas temple, artwork, Kadiri periodAbstract
The Kadiri artwork occupies position between the Old and Young Classical art period. Research on archaeological remains during that period is quite because of the lack of supporting data. The Sumbernanas’s sculptures and temple are strongly suspected to be from Kadiri period. This study attempts to analyze the Sumbernanas’s sculptures and temple as the Kadiri artwork, through the process of collecting data in the form of observation and literature review. The analysis used is descriptive qualitative through iconogrhaphic and comparative studies. The results of this study indicate that the Sumbernanas’s sculptures, especially the Caturmuka sculpture, have similar iconoghraphy and carving styles with the sculptures from Gurah and Tondowongso temples. Sumbernanas’s temple also includes Kadiri artwork based on comparison of floor plans, ornaments, and direction of the building which shows the period of temples between Old and Young Classics, as well as the concept of temples as the house of sculptures.
References
Brandes, J. L. A. (1913). Oud-Javaansche Oorkonden. In Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Albrecht & Co.
Cahyono, M. D. (2012). Vulkano-Historis Kelud: Dinamika Hubungan Manusia - Gunung Api. Kalpataru Majalah Arkeologi, 21(2), 85–102. https://doi.org/https://doi.org/10.24832/kpt.v21i2.117
Ekawati, L. (2008). Arca-arca dari Candi Tondowongso dan Candi Gurah, Kediri. Berkala Arkeologi, 28(2), 36–51. https://doi.org/10.30883/jba.v28i2.362
Kempers, A. J. B. (1959). Ancient Indonesian Art. Hardvard University Press.
Kriswanto, A. (2009). Pararaton Alih Aksara dan Terjemahan. Wedatama Widya Sastra.
Leiden University. (1919). Statue of Brahma from Candi Sumbernanas.
Lutfi, I. (1991). Telaah Prasasti Palah dalam Hubungannya dengan Candi Panataran [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada.
Maulana, R. (1984). Ikonografi Hindu. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Midaada, A. (2021). Melihat Jejak Candi Tertua di Jawa Timur, Ternyata Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan.
Muljana, S. (2011). Tafsir Sejarah Nagara Kretagama. PT LKiS Printing Cemerlang.
Munandar, A. A. (1995). Candi Batur dalam Periode Klasik Muda (Abad 14-15 M) [Laporan Penelitian]. Universitas Indonesia.
Nastiti, T. S. (2020). Dewi Sri dalam Kepercayaan Masyarakat Indonesia. Tumotowa, 3(1). https://doi.org/10.24832/tmt.v3i1.48
Nugroho, F. D. (2011). Gambaran Bentuk Menara Sudut Pipi Tangga Candi Masa Singhasari-Majapahit [Skripsi]. Universitas Indonesia.
Raffles, T. S. (1830). The History of Java. Jhon Murray,Albemarle-Street.
Rahmat, P. S. (2009). Penelitian Kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1–8.
Riyanto, S., Priswanto, H., & Istari, T. M. R. (2015). Situs Tondowongso Keruangan, Kronologi, dan Lingungan [Berita Penelitian Arkeologi]. Balai Pelestarian Yogyakarta.
Santiko, H. (2005). Tokoh-tokoh Mediator dalam Agama Hindu-Siwa di Jawa. In Hari-hara: Kumpulan Tulisan tentang Agama Veda dan Hindu di Indonesia Abad IV-XVI Masehi. Universitas Indonesia.
Sedyawati, E. (1985). Pengarcaan Ganeśa Masa Kadiri dan Siŋhasāri: Sebuah Tinjauan Kesenian. In Disertasi [Disertasi]. Universitas Indonesia.
Sedyawati, E., Santiko, H., Djafar, H., Maulana, R., Ramelan, W. D., & Ashari, C. (2013). Candi Indonesia Seri Jawa (W. D. S. Ramelan (ed.)). Direktorat Perlindungan Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI.
Siregar, S. M. (2016). Jejak Tantrayana di Situs Bumiayu. Naditira Widya, 10(1). https://doi.org/10.24832/nw.v10i1.174
Soekmono, R. (1998). Gurah, The Link between the Central and the East-Javanese Arts. In Bulletin of the Archaeological Institute of the Republic of Indonesia No 6 (pp. 1–20). Jajasan Purbakala.
Soekmono, R. (2017). Candi, Fungsi dan Pengertiannya. Penerbit Ombak.
Susanti, N. (2010). Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI. Komunitas Bambu.
Susetyo, S. (2014). Pengaruh Peradaban Majapahit di Kabupaten Bima dan Dompu. Forum Arkeologi2, 27(2), 121–134. https://doi.org/10.24832/fa.v27i2.71
Tim Penulisan Sejarah Nasional Indonesia. (2008). Sejarah Nasional Indonesia II – Zaman Kuno (M. D. Poesponegoro & N. Notosusanto (eds.)). Balai Pustaka.
Yahuda, H. T. (2017). Kajian Epigrafi Prasasti Meleri I 10(91) Saka/1169 Masehi: Prasasti Masa Kadiri dengan Askara yang Sebagian Besar Telah Rusak [Skripsi]. Universitas Indonesia.
Yusuf, M. S. (2020). Blitar Tanah Suci Tiga Kerajaan. Desawarnana - Warta Kepurbakalaan Jawa Timur, 20(11), 43–51.
Yusuf, M. S. (2021a). Aktivitas Religi di Kawasan Gunung Pegat Periode Kadiri, Singhasari hingga Majapahit [Skripsi]. Universitas Udayana.
Yusuf, M. S. (2021b). Ganesa sebagai Dewa Kebencanaan di Blitar. Seminar Nasional Arkeologi “Petaka Dalam Kehidupan Manusia” - Balai Arkeologi Jawa Barat.
Yusuf, M. S. (2021c). Sumping Penanda Kesenian Arca pada Masa Kadiri-Singhasari. Naditira Widya, 15(1), 15–30. https://doi.org/10.24832/nw,v15i1.456

Published
Issue
Section

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Jurnal Tumotowa ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Tumotowa tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari penulis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.