TONDANO MASA KOLONIAL: Kota Kolonial Berwajah Tradisional
DOI:
https://doi.org/10.24832/tmt.v2i1.27Keywords:
pola kota, kolonial, Tondano, permukiman tradisionalAbstract
Tondano merupakan salah satu kota di pedalaman Minahasa yang ramai dan menjadi pusat pemerintahan tradisional Minahasa semenjak sebelum kedatangan bangsa Eropa. Pada masa pemerintahan colonial, Tondano menjadi ibukota afdelling Tondano dengan wilayah meliputi Tondano dan negeri-negeri sekitar Danau Tondano. Pola tata kota Tondano dirancang oleh pemerintah colonial Inggris pada masa pemerintahan Residen Jansen tahun 1810. Pusat kota berupa lapangan yang dikelilingi permukiman, perkantoran, pasar, sekolah, dan rumah ibadah. Pola permukiman berbentuk blok yang dibatasi dengan jalan-jalan. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kajian arkeologi perkotaan. Unit pengkajian meliputi lingkungan fisik, tinggalan arkeologi, toponim, dan sumber sejarah. Tahap penelitian meliputi tahap pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan pola tata ruang kota Tondano merupakan pola tata ruang kota colonial baru, tetapi permukiman kota didominasi rumah-rumah tradisional Minahasa.References
Adrisijanti, I. (2000). Arkeologi Perkotaan Mataram Islam. Yogyakarta: Penerbit Jendela.
Anonimus. (1929). Verslag de Burgerlijke Openbare Werken in Nederlandsch Indie en de jaaren 1925, 1926, 1927 en 1928. Weltevreden: Landsdrukkerij.
Bhatta, M. J. (1958). Tinjauan Tentang Tempat Kediaman Orang Jang Beragama Islam di Minahasa. Jakarta: Direktorat Topografi AD, Kementerian Pertahanan.
Bleeker, P. (1856). Reis door de Minahasa in 1855, Vol. I. Batavia: Lange&Co.
Both, N. K. (1983). Basic Elements of Landscape Architectural Design. New York: Oxford.
Buijne, G. d. (1985). The Colonial City and The Post Colonial World. In R. R. (ed), Colonial Cities Essay on Urbanism in a Colonial Context. Dordrecht: Martinus Nijhoff Publisher.
Burgess, R. (2000). The Compact City Debate: a Global Perspective. In M. J. (editor), Compact Cities Sustainable Urban Forms for Developing Countries (pp. 9-24). London: Spon Press.
Gee, T. M. (1969). The Southeasth Asian City: A Social Geography of The Primates Cities of Southeast Asia. London: G Bell and Sons Ltd.
Gill, R. G. (1995). De Indische Stad op Java en Madura, een Morphologische Studie van haar Ontwikkeling. Disertasi.
Graafland, N. (1991). Minahasa Negeri, Rakyat, dan Budayanya. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Handinoto. (2010). Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa Masa Kolonial. Yogyakarta: Grha Ilmu.
Handinoto. (2015). Perkembangan Kota di Jawa Abad XVIII sampai Pertengahan XX Dipandang dari Sudut Bentuk dan Struktur Kotanya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Henley, D. (2005). Fertility Food and fever Population, Economy, and Environment in North and Central Celebes, 1600-1930. Leiden: KITLV Press.
Hickson, S. (1889). A Naturalist in North Celebes. London: John Murray.
Kalsum, E. (2015). Model Penelitian Hubungan Pola Permukiman dan Konflik Antar Etnik. Langkau Betang Vol. 2 No. 1, 77-85.
Katuuk, G. (2015). Tondano sebagai Kota Kolase. Spasial; Vol 1, No 1 (2015), 88-93.
Katuuk, G. (2015). Tondano Sebagai Kota Kolase. Spasial Vol. 1, No.1, 88-93.
King, A. D. (1976). Colonial Urban Development. London: Routledge Library Editions.
Kurniawan, J. (2011). Tinjauan Umum Mengenai Penelitian Kota Kolonial pada Arkeologi Perkotaan di Indonesia. International Seminar urban Heritage Its Contribution to the Present A Festchrift in Honor of Prof. Dr. Inajati Adrisijanti. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Limadharma, H. K. (1987). Tanam Paksa Kopi dan Monetisasi Petani Minahasa, 1822-1870. Tesis, UI, Fakultas Pascasarjana, Jakarta.
Machmud. (2006). Pola Permukiman Masyarakat Tradisional Ammatoa Kajang di Sulawesi Selatan. Jurnal Teknik. XIII (3):178-186., 178-186.
Marbun, J. (2005). Faktor Penyebab Hilangnya Tradisi Penguburan Dengan Waruga di Minahasa. Yogyakarta: FIB UGM. .
Marzuki, I. W. (2019). Perkembangan Struktur Tata Ruang Kota Pantai dan Kota Pedalaman Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara tahun 1789-1945. Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Mawikere, F. (2000). Kolonialisme di Minahasa Sebuah Catatan Memahami Dimensi Sejarah Minahasa dalam Konteks Kekinian . Manado: FS Unsrat.
Nuralia, L. (2013). Perkotaan Kolonial Pada Abad XIX-XX di Kota Serang, Banten; Kajian Arkeologis Historis. Patanjala Vol. 5 No. 1 Maret, 20-38.
Nurhadi. (1995). Arkeologi Kota Sebuah Pengantar. Bulletin Arkeologi Amoghapasa 2(1), 3-10.
Palar, H. (2009). Wajah Lama Minahasa. Bogor: Yayasan Gibbon Indonesia.
Parengkuan, F. (1983). Sejarah Sosial Sulawesi Utara. Manado: FS Unsrat.
Penelitian, T. (2012). Pusat Peradaban Minahasa Perkembangan Hunian dan Budaya Minahasa. Manado: Balai Arkeologi.
Penyusun, T. (2008). Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Puslitbang Arkenas.
Permen PU No.5/PRT/M/2008, 5 (2008).
Poerwoningsih, D. (2000). Pola Spasial Permukiman Kota di Bantaran Sungai Brantas Malang Kasus : Permukiman Kelurahan Kiduldalem. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.
Rengkung, C. T. (2012). Kajian Semiotika dalam Arsitektur Tradisional Minahasa. Daseng Vo. 1 No. 1 (2012), 21-29.
Renwarin, P. R. (2007). Matuari Wo Tonaas Dinamika Budaya Tombulu di Minahasa, Jilid I Mawanua. Jakarta: Cahaya Pineleng.
Sasongko, I. (2005). Pembentukan Struktur Ruang Permukiman Berbasis Budaya (Studi Kasus:Desa Puyung-Lombok Tengah). Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur. 33 (1), 1-8.
Schouten, M. J. (1998). Leadhership and Social Mobility in A Southeast Asian Society Minahasa 1677-1983. Leiden: KITLV Press.
Stokvis, H. C. (1971). Leven en Arbeidvan Mr. Ch. T Deventer, Del III. Amsterdam: PN van Kampen.
Sulistyo, H. (1982). Aspek-Aspek Sosial Transmigrasi. Economica Vol 10, No. 2.
Taylor, J. G. (2003). Indonesia, Peoples and Histories. London: Yale University Press.
Tondobala, L. (2015). Pengembangan Struktur Ruang: Mereduksi Mobilitas Perkotaan.
Media Matrasain Volume 12, No. 2 Juli 2015, 73-79.
Utomo, R. H. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Prinsip Unsur, dan Aplikasi Desain. Jakarta: Bumi Aksara.
Watuseke, F. (1962). Sedjarah Minahasa. Manado: Jajasan Penerbit Merdeka.
Watuseke, F. (1987). Tondano not Tolour. Bijdragen tot de Taal, Land en Volkenkunde, Deel 142 Ade Afl (1987), 552-554.
Wertheim, W. (1999). Masyarakat Indonesia dalam Transisi Studi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Wewngkang, S. H. (1995). Sejarah Perkembangan Pemerintahan Wilayah Tondano (1945-1991). Skripsi, Universitas Sam Ratulangie, Fakultas Sastra, Manado.
Published
Issue
Section
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Jurnal Tumotowa ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Tumotowa tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari penulis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.